Multikemasplastindo – Di masa pandemi yang berlangsung sejak awal tahun 2020 dan terus berlanjut hingga saat ini di tahun 2021, terdapat beberapa hal yang berubah secara signifikan. Di media, ditampilkan beragam kurva dari beragam sektor yang mengalami peningkatan dan penurunan secara drastis sebagai dampak dari masuknya COVID-19 ke Indonesia.
Industri plastik menjadi salah satu aspek yang ternyata mengalami peningkatan selama masa pandemi berlangsung. Peningkatan produksi dan konsumsi plastik ini tentu membawa dampak positif dan dampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Pada artikel kali ini akan dijelaskan peningkatan penggunaan plastik selama masa pandemi.
Peningkatan Konsumsi Plastik
Selama pandemi, kebutuhan dan kegiatan masyarakat mengalami banyak perubahan. Seperti penggunaan hand sanitizer yang menggunakan plastik jenis PET yang terus meningkat, penggunaan botol sabun cuci tangan, penggunaan plastik dalam kegiatan rumah tangga – terlebih untuk mengawetkan dan menyimpan makanan, plastik kemasan untuk pengiriman makanan melalui aplikasi ojek daring, hingga kebutuhan medis dengan alat-alat kesehatan sekali pakai yang mayoritas menggunakan bahan baku plastik.
Penggunaan plastik yang terus meningkat ternyata tidak diimbangi dengan kegiatan daur ulang plastik yang memadai. Sehingga, limbah plastik terus berdatangan dan menumpuk tanpa adanya proses daur ulang yang mumpuni guna mengatasi kenaikan tersebut. Hal ini menjadi sorotan berbagai pihak.
Konsumsi Plastik Bidang Medis
Disadur dari kumparan.com, masa pandemi telah meningkatkan konsumsi plastik, terutama limbah medis. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat adanya peningkatan timbulan limbah medis antara 30 hingga 50%.
Lebih lanjut, Institut Teknologi Surabaya (ITS) memberikan hasil penelitian dimana adanya peningkatan komposisi sampah plastik di Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA Benowo Surabaya. Di tahun 2017, angka limbah plastik hanya mencapai 13,37%, sedangkan di masa pandemi meningkat drastis hingga menyentuh 22,01%.
Hal ini dikarenakan sifat alat-alat medis yang hanya dapat digunakan dalam satu kali pakai, terutama di masa pandemi seperti saat ini. Guna menghindari penyebaran virus lebih lanjut, tenaga medis banyak menggunakan peralatan medis yang hanya dapat digunakan satu kali dan harus dibuang setelahnya.
Seperti APD atau Alat Pelindung Diri. Pada awal pandemi, Indonesia sempat mengalami kelangkaan jumlah APD untuk tenaga medis yang menangani kasus COVID-19. Seiring berjalannya waktu, banyak bantuan dari dalam dan luar negeri serta meningkatnya produsen plastik yang memproduksi APD.
APD terdiri dari beberapa bahan yang fungsinya melindungi dan mencegah tubuh kontak langsung dengan pasien yang menderita infeksi penyakit. Seperti masker dengan bahan polypropylene dan polyethylene, serta gaun APD yang berbahan polyethylene.
Selain limbah medis dari COVID-19, masih ada juga limbah plastik medis umum lainnya yang tidak terurus dengan baik karena semakin berkurangnya kemampuan daur ulang sejak pandemi berlangsung. Hal ini menimbulkan timbunan sampah plastik yang akan terus menggunung apabila tidak ada tindakan lebih lanjut.
Konsumsi Plastik Bidang Rumah Tangga
Meski bidang medis telah menyumbang sekian banyak angka pada limbah plastik, namun angka terbesar masih dipegang oleh limbah plastik rumah tangga.
Selama pandemi, limbah plastik dari rumah tangga tidak hanya berasal dari bungkus-bungkus bumbu makanan dan kantong kresek, namun juga berbagai jenis plastik pembungkus barang belanja online (bubble wrap, kantong kresek dan jenis plastik lainnya), serta plastik kemasan makanan yang dipesan melalui online.
Keterbatasan ruang gerak masyarakat selama pandemi meningkatkan kegiatan belanja secara daring atau secara online melalui berbagai aplikasi belanja yang mudah diakses. Kecepatan, efektif dan praktis membuat masyarakat kian bergantung pada aplikasi-aplikasi ini.
Untuk barang-barang pecah belah, biasanya membutuhkan plastik yang banyak agar barang tetap aman ketika sampai ke tujuan. Pemakaian bubble wrap secara berlebih menjadi salah satu penyumbang limbah plastik di Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA.
Disadur dari katadata.com, ada beberapa konsumen yang memilih menyimpan kembali plastik pembungkus barang yang dipesan secara online apabila plastik tersebut masih bagus tanpa kerusakan yang parah. Plastik ini dapat digunakan kembali untuk proses pengiriman barang. Namun, ada juga yang memilih langsung membuang plastik pembungkus yang ada karena takut kalau plastik tersebut kotor atau terinfeksi virus COVID-19.
Selain itu, penggunaan hand sanitizer yang dibuat dari plastik jenis PET juga menyumbang jumlah limbah plastik dari rumah tangga. Hal ini tidak dapat dihindari karena tidak semua masyarakat dapat mengakses cuci tangan dengan sabun saat berpergian.
Penggunaan plastik dalam kebutuhan rumah tangga contohnya adalah plastik shrink dan plastik stretch. Kedua jenis plastik ini memiliki banyak kegunaan untuk memudahkan kehidupan manusia. Seperti menjaga makanan tetap segar, menghindari barang-barang tertentu dari debu serta dapat digunakan untuk kegiatan jual-beli online berskala kecil, yakni kegiatan UMKM yang dilakukan masyarakat.
baca juga
- Panduan Lengkap Pemula: Kemasan Produk dengan PE Shrink
- PE Shrink: Kemasan Inovatif dengan Segudang Manfaat
- PE Shrink: Pilihan Utama untuk Industri Pengemasan
- Keunggulan PE Shrink: Film Pelindung Unggul untuk Pengemasan
- Kelebihan PE Shrink Film: Panduan Optimalisasi Penggunaannya
Dengan meningkatnya kebutuhan plastik shrink dan plastik stretch, MKP atau Multi Kemas Plastindo dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan plastik Anda.
Multi Kemas Plastindo merupakan salah satu supplier dan distributor Stretch film terpercaya untuk kebutuhan retail, wholesaler, maupun untuk industri atau pabrik. Salah satunya sebagai distributor resmi untuk PT Ultra Prima Plast (UPP) dengan standar mutu internasional bersertifikat ISO 9001 : 2008.
Sebagai supplier dan distributor, Multi Kemas Plastindo menyediakan tiga jenis shrink film, antara lain:
PVC Shrink Film
Jenis plastik kemasan menyusut yang paling umum digunakan karena bobot plastik yang ringan, murah, serta memiliki berbagai macam kegunaan. Plastik ini memiliki karakteristik yang agak kaku dan bersifat tahan lama.
Dapat diaplikasikan pada berbagai sektor, seperti industri, produk peralatan rumah tangga dan proyek konstruksi. Contoh aplikasi plastik ini adalah untuk penerbitan, mainan anak-anak, elektronik, multimedia, dan lain-lain.
Tersedia dalam bentuk roll dengan paper cone – tube (tabung), single wound atau center folded. Ketebalan berkisar 25 micron hingga 85 micron dengan ukuran dari 41 mm hingga 850 mm.
PE Shrink Film
Multi Kemas Plastindo menyediakan PE Shrink Film dalam jenis Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dimana kekuatan plastik semakin bertambah seiring menyusutnya plastik, sehingga dapat digunakan pada barang berat dan besar.
Tersedia dalam bentuk roll dengan paper cone – single wound dan center folded (bukan cone). Ketebalan berkisar antara 40 micron hingga 150 micron dan ukuran dari 30 cm hingga 150 cm.
POF Shrink Film
Atau lebih dikenal sebagai shrink wrap ‘premium’ yang sifatnya sangat tahan lama dan memiliki berbagai kegunaan. Jenis ini banyak menggantikan PVC Shrink Film dalam banyak aplikasi, serta merupakan bahan aman makanan yang telah disetujui oleh badan perizinan obat dan makanan di Amerika Serikat (FDA). POF Shrink Film mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tusukan dan kekuatan segel, sehingga dapat menjaga bentuk barang.
POF Shrink Film membuat tampilan produk nampak jelas, mampu melindungi produk dari debu dan air serta dapat diaplikasikan pada mesin heat shrink. Tersedia dalam bentuk roll dengan paper cone, ketebalan berkisar 15 micron hingga 50 micron dan berukuran 100 mm hingga 200 mm.
Plastik Wrap Stretch Film
Memiliki karakteristik atau sifat yang elastis dan dapat membuat barang terikat kuat serta terlindungi dari berbagai penyebab keusakan. Dapat melindungi produk dalam karton atau palet.
Memiliki lebar 50 cm dan panjang 300 meter. Ketebalan dari produk stretch film ini adalah 12 micron dan 17 micron Tersedia dalam bentuk roll dengan paper cone, berat per roll untuk 17 micron berkisar 2.55 kg dan untuk 12 micron berkisar 1.8 kg.
Supplier Cling Wrap
Plastik Cling Wrap adalah jenis plastik tipis atau plastik film yang biasa digunakan untuk menutupi makanan dan menjaga kesegaran makanan.
Tersedia dalam roll dengan cone, ketebalan produk yakni 10 micron dengan ukuran berkisar antara 20 cm hingga 60 cm. Panjang produk yakni 350 meter.
Multi Kemas Plastindo bertempat di Jl. Bahagia Permai 1 No. 17 Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung 40286, Jawa Barat. Anda dapat juga menghubungi MPP melalui WhatsApp pada nomor 0818-788-885 (Ali), 0857-9507-8446 (Kho), atau 0858-8056-7269 (Eko). Atau melalui email di multikemasplastindo@gmail.com